Sebagian besar orang menyangka bahwa berprofesi menjadi polisi mempunyai kehidupan yang serba berkecukupan, karena banyak orang menilai bahwa menjadi polisi memiliki gaji yang tinggi dan banyak mendapat uang sampingan.
Namun apakah semua orang yang menjadi polisi memiliki kehidupan yang berkecukupan ? tentunya tidak, yang memiliki penghasilan tinggi dan serba kecukupan hanya sebagian polisi yang memiliki jenjang yang tinggi.
Bagi para polisi yang masih berstatus kecil, cuma bergaji hanya pas-pasan. Dengan keadaan begitu, banyak dari mereka yang harus banting tulang mencari kerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Seperti halnya yang dialami oleh 5 polisi ini, mereka rela melakukan apa saja demi mencukupi kebutuhan hidup. Bagi mereka yang paling utama ialah pekerjaannya halal dan juga tidak merugikan orang lain.
Berikut 5 pekerjaan sampingan polisi yang sangat mengharukan.
1. Kerja sampingan membantu orang tua sebagai tukang patri ban
Keadaan ekonomi keluarga yang pas-pas an membuat polwan cantik ini untuk harus ikut andil dalam melancarkan usaha bapaknya sebagai usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup, walaupun usaha bapaknya cuma sebagai tukang patri ban atau tempel ban.
setiap harinya ketika tidak sedang berdinas, dia senantiasa membantu orang tuanya menjadi tukang patri ban tersebut di jalan Veteran, Pasar Sapi RT 002 / RW 006, kota salatiga, Jawa Tengah.
Polisi wanita bernama Eka Yuli Andini yang dikenal sapaan akrab yaitu bripda Eka, yang memiliki paras nan cantik, berumur masih sangat muda yaitu 19 tahun.
Perempuan ini merupakan alumni dari SMK Bumi 2 Salatiga jurusan teknik komputer dan jaringan, dan menjadi polwan pada bulan Maret 2016.
2. Menjadi Pemulung
Polisi berpangkat bripka ini bernama Seladi berumur 58 tahun. Beliau memanfaatkan kesempatan diluar jam dinas untuk mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.
Anggota korps lalu lintas kota malang ini menjadi pemulung dan pengepul rongsokan. Beliau menjelaskan, pekerjaan ini dilakukan bermula ketika beliau melihat sampah yang menumpuk di kantornya.
Melihat banyaknya sampah tersebut, kemudian dia berkunjung ke salah satu pengepul rosokan, dan dia melihat sampah tersebut laris terjual. Kemudian dia mulai lah berinisiatif untuk mencari barang-barang bekas di sekitar polresta malang dan berburu ditempat tempat sampah, dan menjualnya.
Seketika saat dia sedang mengumpulkan sampah sampah, sama sekali tak menduga kalau beliau merupakan seorang polisi.
Seladi menghabiskan waktu luangnya setiap hari untuk menyortir sampah lalu dijual kepada pengepul, beliau melakukan hal itu untuk menambah pendapatan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.
3. Menjadi Tukang Patri Ban Milik Sendiri
Seorang polisi berpangkat aiptu bernama mustamin 57 tahun bersama istrinya Nursin Warlela 53 tahun, mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai tukang patri ban. Hal ini dilakukan karena kebutuhan hidup tidak tercukupi oleh penghasilan sebagai polisi.
Mustamin telah menerjuni kegiatan ini selama 20 tahun, pekerjaan ini ia lakukan ketika sudah pulang dari berdinas sebagai polisi. Menurutnya , menjadi pematri ban tidak hanya untuk mencari tambahan penghasilan, melainkan sudah menjadi hobi.
Menurutnya, banyak orang yang mencibir karena profesi sebagai polisi namun juga menjadi pematri ban, namun beliau mencoba tetap menguatkan kuping, karena keluarganya pun tidak pernah meminta dia untuk berhenti dari pekerjaan sampingan tersebut.
Dalam sehari terkadang beliau dapat mengantongi 50 rb – 100 ribu rupiah dari usaha pematri bannya tersebut.
4. Tukang Sol Sepatu di Pasar
Aiptu ruslan nama akrabnya dikenal, beliau berprofesi sebagai kanit Binmas Polsek Pidie di Aceh.
Seorang polisi ini rela menjadi tukang sol sepatu ketika tidak bertugas demi mendapatkan pendapatan tambahan dengan cara yang halal.
Beliau mengaku tidak malu akan profesinya tersebut untuk menambah uang belanja untuk istri dan 5 anaknya, yang penting pekerjaan tersebut halal.
Selain itu, alasan aiptu Ruslan menjalankan pekerjaan sampingan ini untuk membiayai penyembuhan orang tuanya yang sedang sakit.
5. Berjualan di Kedai Makanan "Mas Beleng"
Ajun Inspektur polisi Suyono merupakan anggota Kepolisian Resor Berau, Kalimantan Timur. Ditengah kegiatan sebagai personel polri, beliau membuat bisnis kedai makan tepi jalan.
Kedai makan yang dijual oleh polisi ini memiliki menu istimewa yaitu makanan laut.
Kedai beliau diberi nama kedai mas beleng, kedai ini dibuka setiap malam hari apabila beliau tak terdapat kegiatan instansi.
Hal ini beliau lakukan tanpa rasa malu tidak hanya untuk mencari penghasilan tambahan, namun merupakan sebuah hobi beliau dibidang perdagangan.
Nah, begitu banyaknya hikmah yang bisa kita petik dari kisah polisi diatas.
Meskipun mereka memiliki profesi yang cukup membanggakan, namun mereka tidak malu melakukan sesuatu pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan tidak layak bagi seorang polisi.
Kembali lagi pada pendapat Aiptu Ruslan yaitu “mencari uang yang selagi halal maka tak perlu malu”.
Mudah-mudahan dari kisah ini bisa menginspirasi kita semua untuk mewujudkan pribadi yang jauh lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Bripda Ruslan : "Yang Penting Halal",, Beginilah Pekerjaan Sampingan Yang Mengharukan dari 5 Polisi Ini Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya "
Post a Comment